Buku Populer

Sabtu, 22 Januari 2011

TPA An Naml

2 Tahun Taman Pendidikan Al quran An Naml

demi masa ,sungguh manusia berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” QS 103 : 1-3

2 tahun lalu berawal dari tetangga yang kesulitan mencari guru mengaji  untuk anaknya dan melihat anak-anak komplek yang bermain di rumah-rumah kosong di kala sore hari. Sangat mengerikan melihat anak-anak bermain di rumah-rumah kosong yang sedang dibangun karena melihat banyak pekerja-pekerja bangunan yang genit takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan mereka bisa lebih terarah pergaulannya lebih baik dibuatkan acara seperti TPA di sore hari  ..maka saat itu saya mencoba mencari guru mengaji . Alhamdulillah setelah menyebar info akhirnya saya mendapatkan guru tersebut , bu Alvin namanya ,beliau dulu mantan guru TK . Awalnya ada 5 anak yang ikut mengaji di rumah termasuk anak saya.

Bertambahnya murid
Selama dua bulan kegiatan belajar Iqra bersama di rumah saya makin hari jumlah muridnya bertambah , tepatnya pada bulan ke empat muridnya menjadi 15 anak , akhirnya saya mencari guru tambahan untuk mengajar Iqra di sore hari .Antusias orang tua untuk menitipkan anaknya untuk belajar iqra di rumah saya makin menjadi , anak-anak yang ditipkan pun tidak terbatas usia TK atau SD bahkan anak-anak usai 2 tahun pun pengen diikutkan oleh orang tuanya , alasannya supaya ikut sosialisasi. Akhirnya di bulan ke enam jumlah murid bertambah menjadi 25 orang . Bisakah dibayangkan rumah saya yang hanya type 54/98 harus menampung jumlah siswa 17 anak usia TK-SD dan 8 orang usia pra TK ..sangat rame  !
Supaya kegiatan belajar mengajar menjadi lebih nyaman akhirnya anak-anak pra TK tersebut jadwal belajarnya dirubah menjadi pagi hari  sekitar pukul 9 pagi dan 17 anak-anak sisanya dibagi menjadi 2 kelompok di sore hari . Untuk kelompok sore sebagian siswa ada yang belajar di teras rumah dan sisanya belajar di ruang tamu yang kebetulan rumah saya sengaja tidak saya perlengkapi dengan kursi tamu dan perabotan layaknya rumah ideal  seperti di majalah-majalah  jadi terasa lega  hehehe.
Setiap sore selama 3 x seminggu anak-anak belajar IQra di rumah saya , mungkin karena melihat rumah saya rame oleh anak-anak kecil belajar mengaji beberapa ibu-ibu yang sering melintasi rumah saya menitipkan anaknya untuk ikut mengaji meskipun rumahnya jauh di luar komplek tempat tinggal saya.
Tepat 1 tahun dan hingga saat ini jumlah siswa TPA menjadi 54 orang , dengan pembagian siswa pagi ada 15 orang dan 40 siswa lainnya masuk sore hari yang terbagi dalam 3 kelompok .

Keterbatasan tempat
Rumah saya yang type 4L ( Lu Lagi Lu Lagi) sudah tidak memungkinkan menampung siswa sore sebanyak 40 siswa . Kalau sedang tidak hujan sih tidak ada kendala berarti masih bisalah menampung siswa sebanyak itu tiap sorenya , tetapi yang bikin sedih dan kurang nyaman jika hujan menghampiri ..siswa yang belajar di teras pasti sering kena tampias air hujan dan akhirnya mereka semua masuk semua ke dalam rumah saya, alhasil murid-murid ‘untel-untelan’ .
Alhamdulillah ada tetangga depan rumah saya yang menawarkan terasnya untuk menampung 1 kelompok  sore  untuk belajar mengaji . Solusi pun akhirnya ada untuk mengatasi banyaknya siswa .
Jadi rumah saya di waktu pagi menampung 2 kelas kelompok pra tK dan di sore hari menampung 2 kelas kelompok usia TK/SD.

Kesulitan mencari guru
Masalah tempat belajar Alhamdulillah sudah teratsi sambil menunggu selesainya Mushola komplek perumahan yang tepat berada di samping rumah saya. Masalah lain pun muncul yaitu masalah mencari guru , sempat  ada komposisi guru pagi ada 2 orang dan guru sore ada 3 orang. Guru pagi sempat ada 2 orang selama 6 bulan  tapi sekarang hanya 1 orang karena guru yang satunya pindah ke padang . Sedangkan guru untuk kelompok sore sempat terjadi beberapa kali berganti , mulai dari masalah guru yang tidak komitmen , faktor kesehatan , jarak rumah dll. Setiap recruitmen guru TPA sejak awal saya sudah terbuka masalah honor  yang kecil dan memompakan semangat Insya Allah mengajar di TPA ada invenstasi akhirat yang nilainya sangat besar.
Alhamdulillah bantuan tenaga pengajar datang , pesantren Hidayahtullah siap menerjunkan mahasiswanya untuk mengajar di TPA saya, tetangga saya seorang ibu lulusan UI yang dulunya seorang dosen bersedia mengajar TPA  dan ada satu guru yang berasal dari sekolah anak saya.

Geli
1,5 tahun mengelola TPA ada banyak  cerita  senang,duka dan bahkan scerita yang menggelikan . Di tempat saya ,spp TPA sebesar Rp.25.000,-/bulan ..itu semua full untuk honor guru . Setiap ada orang tua yang mendaftarkan anaknya saya suruh untuk mengisi formulir pendaftaran dan menjelaskan berapa spp tiap bulannya .Tidak ada yang namanya uang pangkal dll. Hanya 25 ribu rupiah saja. Saya pun menjelaskan sejak awal jika keberatan dengan spp sebesar itu silakan berkomunikasi dengan saya dengan catatan anaknya harus rajin masuk TPA.
Ada beberapa siswa sekitar 10 an orang lah ..mempunyai pola seperti ini kalao sudah menunggak spp di TPA saya oleh orangtuanya di pindahkan ke TPA lain …di TPA lain kejadiannya pun serupa seperti yang saya alami  3 bulan nunggak bayar dipindah ke TPA lain begitu seterusnya atau mereka awalnya masuk dengan agak maksa-maksa meskipun tempat sudah full tetapi ketika mereka keluar tanpa ada pamit baik ke saya atau ke guru  . Agak kaget juga ternyata untuk sebagian orang uang sebesar 25 ribu adalah suatu yang sangat besar hingga sampai segitunya mereka. Padahal pengelola TPA seperti saya atau pengelola TPA di tempat lain adalah orang-orang yang bukan rentenir atau pebisnis yang sangat beritung untung rugi , membicarakan masalah ketidakmampuan dalam pembayaran TPA dengan saya adalah sangat mudah dan tidak akan merugikan putra putri mereka Insya Allah akan dicarikan solusi terbaik .Kalau sudah begini saya pun disiplin , siswa-siswa yang orang tuanya menganut system ‘perputaran’ jika mereka kembali untuk belajar di TPA saya akan saya tolak..karena mengganggu system belajar mengajar yang telah ada.

Kritik-kritik membangun
Dengan bertambah banyaknya siswa otomatis saya harus berinteraksi dengan berbagai macam orang tua dan berbagai harapan mereka . Tak jarang beberapa orang tua ada yang menyampaikan keluhannya entah masalah guru yang datang terlambat, materi pengajaran , konflik-konflik antar siswa dan masalah jadwal belajar mengajar. Semua keluhan biasanya akan saya tampung , saya catat dan saya sampaikan saat sharing ke guru-guru pengajar untuk bisa dicarikan solusinya .

Proyek-Proyek
Support dari banyak pihak selama 2 tahun ini TPA berjalan  semakin membaik . Mulai tahun ajaran 2010/2011 TPA sudah memiliki kurikulum ,mempunyai daftar rencana kegiatan selama 1 tahun ke depan . Perbaikan-perbaikan system belajar mengajar terus dilakukan agar TPA ini bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan terus melangkah menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya  . Alhamdulillah sejak bulan Agustus ,tempat kegiatan belajar TPA tidak lagi di rumah saya ,sekarang sudah menempati mushola yang telah selesai pembangunannya . Pikiran saya karena sudah berada di Musola alangkah lebih baik TPA ini dikelola oleh warga dan DKM saja . Tetapi atas saran dan masukan dari berbabgai pihak tetap saja pengelolanya sekaligus owner adalah saya supaya tidak ribet dalam hal pengambilan keputusan , karena menurut pertimbangan dari berbagai pihak jika TPA dikelola oleh banyak orang biasanya tidak akan bisa berjalan dengan baik karena adanya perbedaan sudut pandang dan kepentingan , sedangkan Mushola adalah hanya sebagai lokasi belajar mengajar sekaligus untuk menghidupkan Mushola/masjid supaya semarak.
Proyek pertama di Bulan Agustus adalah syiar Ramadhan, berkat dukungan dari para pengajar,ibu-ibu walimurid serta para siswa yang sangat antusias maka acara pawai keliling komplek dan kampung sekitar komplek pun berjalan lancar . Para siswa sambil bernyanyi dan membagi-bagikan jadwal imsak ke masyarakat terlihat senang.

Proyek yang kedua adalah buka puasa siswa TPA dan mendengarkan dongeng ramadhan  , Alhamdulillah acara buka puasa ini pun berjalan lancar ..ternyata siswa siswa juga berpuasa  .

Proyek ketiga setelah 2 tahun TPA ini berdiri adalah mulai tahun ajaran 2010/2011 TPA memiliki bendahara dan ada laporan belajar mengajar(Rapor) yang disampaikan langsung kepada orangtua. Untuk bendahara dulu saya merangkap menjadi bendahara sekarang ada ibu yang bersedia menjadi bendara secara sukarela , beliau ini yang memberikan laporan keuangan TPA kepada saya tiap bulannya . Mengenai Rapor , sambutan dari orang tua  yang luar biasa  membuat saya dan para pengajar terharu . Ternyata mereka selama ini sangat menunggu momen ini ,momen mereka bisa berbicara dengan guru mengaji di TPA  dan momen para orang tua itu melihat hasil belajar putra-putrinya yang dititipkan di TPA ini.
Proyek terakhir di akhir semester ini adalah Lomba antar TPA , maksud diadakan lomba ini supaya kita pengurus TPA bisa bersilaturahim serta anak-anak komplek maupun anak-anak kampung bisa menyatu dalam kompetisi yang sehat ,satu lagi tujuan dari kompetisi ini  adalah untuk menepis anggapan orantua tentang TPA satu dengan yang lainnya lebih baik atau lebih buruk . TPA –TPA sekitar komplek ini pun tujuan sama membina anak-anak . Acara lomba ini pun disambut antusias warga komplek dan sekitarnya dengan baik, kurang lebih ada 76 peserta yang mengikuti perlombaan adzan,mewarnai,mengambar,hafalan surat pendek dan sholat .
Terimakasih untuk bapak ibu guru ,para tetangga,wali murid dan donatur-donatur sehingga acara ini bisa berjalan dengan sangat lancar , tanpa mereka saya pun tak akan bisa sekuat ini mengelola TPA ini .


Tempat saya belajar
TPA bagi saya adalah sarana untuk mengasah hati untuk lebih sabar, lebih empati terhadap sesama dan tempat saya belajar dari bapak ibu guru tentang arti ikhlas . Mereka meskipun berhonor kecil tetapi semangat mengajarkan ilmu pada anak-anak sangat luar biasa . Selalu menyemangati anak-anak untuk selalu mempelajari ayat-ayat Allah  baik melalui lagu-lagu, yel-yel,dongeng maupun tulisan . Menjadikan lembaga non profit ini sebagai wasilah untuk menggapai profit yang besar dari Allah SWT.
Saya yang ibu rumah tangga dan menjalankan beberapa usaha  sangat terbantu dengan TPA ini , TPA mengajarkan kepada saya  semua tidak bisa dihitung seperti bisnis  ,membantu mengasah hati agar selalu ingat Allah ,mengajarkan untuk tidak menggemgam dunia dengan erat dan mengajarkan saya menggenggam akhirat dengan erat adalah yang paling utama. Dan efek baik dari TPA ini sangat saya rasakan pada keluarga saya terutama pada anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar